Detail Artikel


  • 07 Maret 2023
  • 10.714
  • Artikel

Terapkan Langkah ABCDE untuk Cegah Stunting: Optimalkan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Stunting merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang menjadi prioritas nasional. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan terus berupaya menurunkan angka stunting, terbukti dengan adanya tren penurunan angka stunting setiap tahunnya. Prevalensi stunting pada tahun 2022 menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) ialah 21,6%. Sementara itu, prevalensi stunting di Provinsi D.I.Yogyakarta sebesar 16.4% dengan angka tertinggi ke terendah pada tingkat kabupaten/kota berturut-turut yaitu Kabupaten Gunung Kidul (20.2%), Kabupaten Kulon Progo (17.4%), Kabupaten Bantul (15.6%), Kabupaten Sleman (12.3%), dan Kota Yogyakarta (11.8%).

Sebenarnya, stunting itu apa sih? Terus, apa penyebabnya?

Stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Kondisi ini dapat dikenali dari pertumbuhan tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan usianya. Beberapa faktor yang dapat berpengaruh secara langsung terhadap status gizi anak yang mengalami stunting antara lain kondisi kesehatan ibu, kondisi kelahiran anak, serta asupan gizi anak yang diberikan melalui ASI maupun makanan pendamping. Selain itu, faktor-faktor seperti status sosial dan ekonomi keluarga, akses ke layanan kesehatan, sanitasi, akses air bersih, level pendidikan ibu, dan faktor lainnya juga dapat berdampak pada terjadinya stunting.

Lantas, bagaiamana cara mencegah stunting? Apakah ada tipsnya?

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting adalah dengan meningkatkan pemenuhan asupan gizi remaja perempuan, ibu hamil, dan asupan gizi anak setelah kelahiran, khususnya dengan mengonsumsi protein hewani. Pada ibu hamil, konsumsi protein hewani dapat mencegah stunting pada janin yang dikandungnya, menurunkan morbiditas maternal dan perinatal, mencegah terjadinya pertumbuhan janin terhambat, serta mencegah terjadinya eklamsia berat. Sedangkan pada anak, protein hewani penting bagi pertumbuhan dan perkembangan karena mengandung asam amino, mineral, dan vitamin yang lengkap.

Untuk mencegah stunting, dapat menerapkan Langkah ABCDE, yaitu:

  1. (A) Aktif minum Tablet Tambah Darah (TTD)
    Konsumsi TTD bagi remaja putri 1 tablet seminggu sekali, sedangkan konsumsi TTD bagi Ibu hamil 1 tablet setiap hari (minimal 90 tablet selama kehamilan) 

  2. (B) Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali
    Periksa kehamilan minimal 6 (enam) kali, 2 (dua) kali oleh dokter menggunakan USG.

  3. (C) Cukupi konsumsi protein hewani
    Konsumsi protein hewani setiap hari bagi bayi usia di atas 6 bulan 4.

  4. (D) Datang ke Posyandu setiap bulan
    Datang dan lakukan pemantauan pertumbuhan (timbang dan ukur) dan perkembangan, serta imunisasi balita ke posyandu setiap bulan.

  5. (E) Eksklusif ASI 6 bulan
    ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan hingga usia 2 tahun

    Salah satu sumber protein hewani yang memiliki gizi lengkap dengan harga yang relatif murah dan mudah ditemukan adalah ikan lele. Ikan lele dapat menjadi menu MPASI bayi di atas 6 bulan, karena kaya akan kandungan protein untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, sebagai sumber asam lemak omega-3 yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung dan fungsi otak, kaya kalsium dan vitamin D untuk membantu menjaga kesehatan dan memperkuat tulang bayi, serta mengandung banyak vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah, kesehatan otak, dan sintesis DNA.  Selain menjadi MPASI, ikan lele dapat dikonsumsi sebagai sumber protein untuk remaja perempuan dan ibu hamil.

Diharapkan dengan menerapkan Langkah ABCDE untuk mencegah stunting dan mengonsumsi sumber protein hewani yaitu ikan lele, dapat mencegah dan mengurangi kemungkinan stunting pada generasi penerus Indonesia, sehingga di masa depan, dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, unggul, dan berdaya saing. 



 

Referensi:

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. (2023, Februari 16). Cegah Stunting dengan ABCDE. https://promkes.kemkes.go.id/cegah-stunting-dengan-abcde

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. (2023, Januari 25). Protein Hewani Cegah Stunting. Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Tersedia dalam <https://promkes.kemkes.go.id/protein-hewani-cegah-stunting> [Diakses pada 27 Februari 2023]

Kementerian Kesehatan RI. (2022). BUKU SAKU Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Tersedia dalam: <https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/buku-saku-hasil-survei-status-gizi-indonesia-ssgi-tahun-2022/> [Diakses 27 Februari 2023]

Kementerian Kesehatan RI. (2022). Materi Medsos: Cegah Stunting dengan Konsumsi Ikan Lele. Tersedia dalam: <https://promkes.kemkes.go.id/materi-medsos-cegah-stunting-dengan-konsumsi-ikan-lele> [Diakses 3 Februari 2023].

World Health Organization. (2021). Malnutrition [Internet]. Tersedia dalam: <https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malnutrition> [Diakses 27 Februari 2023].

 

Penulis: Muhammad Ilham Gibran 
Mahasiswa Magang Dinkes DIY dari Program Studi S1 Gizi Kesehatan, FKKMK Universitas Gadjah Mada.

 

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 5.616
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 20.877.793