Detail Berita


  • 26 Juni 2018
  • 3.758
  • Berita

DIY Terus Tingkatkan Akses Layanan TBC

Tuberkulosis masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia dan juga di D.I.Yogyakarta. Tuberkulosis atau TB lebih banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai penyakit TBC. Pada tahun 2013-2014 telah dilakukan Survei Prevalensi TB Nasional dengan menggunakan metodologi yang direkomendasikan oleh Global Task Force WHO. Survei ini menggunakan metode yang sensitif dan akurat meliputi skrining dengan wawancara individual dan radiografi digital langsung, dan diagnosis berdasarkan pemeriksaan hapusan mikroskopis, biakan/kultur dan molekuler. Prevalensi TBC paru berdasarkan konfirmasi secara bakteriologis antara populasi berusia 15 tahun ke atas adalah 759 per 100.000. Survei ini menunjukkan prevalensi TBC 2,4 kali lebih tinggi dibanding dengan metode sebelumnya yang menggunakan mikroskopis (257 per 100.000). World Health Organization (WHO) memperkirakan prevalensi berdasarkan konfirmasi bakteriologis tersebut sebesar 1.600.000 kasus TBC di Indonesia pada tahun 2013-2014. Sementara perkiraan insidensi TBC tahun 2016 sebesar 1.020.000 atau 391 per 100.000 penduduk. Berapa estimasi kasus TBC di D.I.Yogyakarta?

Berdasarkan surat edaran Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI tentang penggunaan hasil perhitungan beban dan target penemuan dan pengobatan TBC di provinsi/kabupaten/kota menetapkan insidensi dan target penemuan kasus TBC di D.I.Yogyakarta sebagai berikut:

 

Tabel 1. Perkiraan Insidensi dan Target Penemuan Kasus TBC

di D.I.Yogyakarta tahun 2016-2020

 

No

Tahun

Perkiraan Insidensi

Kasus TBC

Target Jumlah Penemuan

Kasus TBC

1

2016

belum tersedia

2.693

2

2017

11.463

3.513

3

2018

11.121

4.296

4

2019

10.614

4.862

5

2020

9.938

4.934

 

Evaluasi program penanggulangan TBC di D.I.Yogyakarta tahun 2017 menunjukkan jumlah kasus TBC yang diobati sebanyak 3514 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kasus TBC yang diobati baru sebesar 30,7% dari jumlah yang diperkirakan.

Untuk meningkatkan akses masyarakat dalam mencari fasilitas pelayanan penyakit TBC di D.I.Yogyakarta, Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta menargetkan 100% puskesmas dan rumah sakit mampu tatalaksana TBC sesuai standar nasional. Sampai akhir tahun 2017, sebanyak 121 puskesmas (100%) sudah mampu melayani pasien TBC sesuai standar nasional (DOTS/ Directly Observed Treatment Shortcourse). Sedangkan untuk rumah sakit,  dari 79 rumah sakit di D.I.Yogyakarta baru 60 rumah sakit yang DOTS (76%). Oleh karena itu, melalui anggaran APBD DIY tahun 2018 sebanyak 10 rumah sakit dipersiapkan menjadi rumah sakit DOTS baru, sedangkan pada tahun 2019 direncanakan sebanyak 9 rumah sakit, sehingga 100% rumah sakit di D.I.Yogyakarta menjadi rumah sakit DOTS. Tabel 2 menunjukkan jumlah rumah sakit DOTS di DIY sampai akhir 2017 sebagai berikut:

 

Tabel 2. Jumlah Rumah Sakit DOTS di D.I. Yogyakarta tahun 2017

 

No

Kabupaten/

Kota

Jumlah

Rumah Sakit

Jumlah

Rumah Sakit DOTS

%

1

Yogyakarta

21

15

71

2

Bantul

16

9

56

3

Kulon Progo

8

8

100

4

Gunung Kidul

6

6

100

5

Sleman

28

22

79

 

Jumlah

79

60

76

 

Kegiatan yang dilakukan dalam menyiapkan rumah sakit DOTS meliputi workshop (Maret 2018), on the job training/OJT (April-Juli 2018), dan pelatihan dokter/paramedis selama empat hari (Agustus 2018). Dengan meningkatnya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu tatalaksana TBC sesuai standar nasional, diharapkan semakin banyak kasus TBC yang dapat didiagnosis dan diobati sesuai standar, sehingga eliminasi TBC tahun 2030 bisa terwujud.[SHN]

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 13.630
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.052.891