STOP BAB SEMBARANGAN !!!
Letak
Geografis Gunung Kidul yang terdiri atas pegunungan dan dikenal dengan daerah sulit
air dan berkontur kasar, Gunung Kidul dihadapkan pada berbagai persoalan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakatnya. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) berdasar hasil Riskesdas 2013 juga masih terendah diantara 4 kab/kota lainnya di DIY.
Hal ini juga diakui Bupati Gunung Kidul,
Badingah, S.Sos., sebaran penduduk yang tidak merata ditambah kontur wilayah
yang tak menentu menyulitkan kabupaten ini untuk dijangkau program pembangunan
dari pemerintah.
"Gunung Kidul memang sudah tidak termasuk
sebagai daerah tertinggal oleh Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal. Namun
kategori penduduk miskinnya tertinggi di DIY," katanya di sela-sela
kunjungan kerja Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek di Gunung Kidul, Rabu
(26/10/2016).
Kondisi ini ikut menghambat upaya peningkatan
kualitas kesehatan di kabupaten ini. Belum lagi akses masyarakat Gunung Kidul
ke fasilitas layanan kesehatan juga terbilang sulit, seperti lokasi yang
berjauhan. Untuk itu tantangan ini berusaha diantisipasi dengan peningkatan upaya
preventif dan promotif, salah satunya melalui stop buang air sembarangan.
Dalam kesempatan tersebut staf ahli sosial budaya dan
hubungan masyarakat DIY, Bayu Haryono menyampaikan dan mengakui masih ada masyarakat DIY yang
buang air besar sembarangan, salah satunya karena banyak wilayah yang masih
berupa alam terbuka. "Bisa di sungai atau pantai. Selain karena
kurangnya kesadaran masyarakat dan BAB sembarangan sudah menjadi
kebiasaan,"
Meski begitu, sejak tahun 2011, 402 dari 438
desa di DIY telah mencanangkan diri sebagai desa yang berkomitmen untuk
menjalankan Sanitasi Terpadu Berbasis Masyarakat (STBM). Baginya, menyatakan
diri sebagai wilayah yang bebas buang air besar sembarangan adalah salah satu
indikator yang bisa menunjukkan besarnya komitmen masyarakat terhadap peningkatan
kualitas kesehatan mereka.
Bupati Gunung Kidul juga mendukung program ini dengan Surat
Edaran Bupati yang mewajibkan setiap camat untuk memetakan ketersediaan jamban
di wilayah masing-masing. Laporan ini lantas ditindaklanjuti dengan Peraturan
Bupati yang mendasari pemberian bantuan pembuatan jamban untuk masyarakat. Dalam kesempatan yang
sama, 18 camat dari kabupaten Gunung Kidul juga mendeklarasikan komitmen masyarakat
mereka untuk Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) secara serentak.
Bayu menambahkan 194 desa di DIY telah bebas
dari kebiasaan buang air besar sembarangan. "DIY sudah 99 persen (bebas
buang air sembarangan, red)," timpal Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY,
drg Pembayun Setyaningastutie, MKes.
Sumber : health.detik.com