Detail Artikel


  • 27 Desember 2021
  • 595
  • Artikel

SAYANGI GIGI IBU (SAGIBU) UNTUKMU BUMILKU

Permasalahan kesehatan gigi dan mulut (kesgilut) di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu ditindaklanjuti. Berdasarkan hasil RISKESDAS prosentase penduduk Indonesia bermasalah gigi dan mulut  (gilut) meningkat dari 25,90% tahun 2013 menjadi 57,60% tahun 2018. Sedangkan prosentase penduduk Indonesia mendapatkan pelayanan kesgilut sebesar 8,05% tahun 2013 menjadi 10,20% pada tahun 2018. Dari gambaran diatas terlihat bahwa prosentase penduduk Indonesia bermasalah gilut meningkat, sedangkan kesadaran masyarakat dalam menangani masalah gilut masih rendah.

            Di era Pandemi Covid-19 ini berbagai masalah kesgilut juga muncul di masyarakat. Pandemi Covid-19 menyerang semua usia termasuk kelompok yang rentan, salah satunya yaitu ibu hamil (bumil). Pada kondisi hamil terjadi perubahan fisiologis tubuh dan imunitas ibu yang menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap infeksi penyakit (Zaigham dkk.,2020). Penelitian Chen, dkk (2020) pada 9 bumil yang terinfeksi Covid-19 pada trimester 3, 4 diantaranya melahirkan prematur di minggu ke-36, 2 bayi BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), dan 2 bayi mengalami gawat janin dan ketuban pecah dini. Demikian pula dengan penyakit periodontal, salah satu faktor risiko kelahiran bayi prematur dan BBLR adalah penyakit periodontal (Thakur dkk., 2020). Menurut Hidayati (2010)bumil yang menderita infeksi gusi berisiko 6 kali lebih tinggi melahirkan bayi prematur dan BBLR.Oleh karenanya diperlukan upaya pencegahan agar bumil tidak mengalami penyakit periodontal dan Covid-19 sehingga kemungkinan janin mengalami BBLR dapat terhindarkan.

            Di masa Pandemi Covid-19 peningkatan pengetahuan, ketrampilan, dan kemandirian bumil dalam perawatan gilut menjadi lebih penting karena di masa Pandemi ini banyak fasilitas kesehatan gilut yang tutup serta adanya pembatasan tindakan gilut mengingat risiko penularan Covid-19 melalui aerosol dalam prosedur perawatan gilut (Wijaksana dkk., 2020). Tindakan yang terpenting dalam pencegahan Covid-19 adalah menjaga pola hidup sehat salah satunya dengan menjaga kebersihan rongga mulut, karena penularan Covid-19 melalui rongga mulut, hidung, dan mata. Oleh karenanya perlu diajarkan kepada masyarakat terutama daerah pedesaan untuk meningkatkan pengetahuan dasar kesgilut di masyarakat. (Ekoningtyas dkk., 2020) 

Inovasi SAGIBU yang diprakarsai penulis dan dilaksanakan sejak tahun 2017 merupakan inovasi orisinil dan bentuk strategi baru dalam pemecahan masalah kesgilut dan Covid-19 pada bumil di era Pandemi Covid-19. Inovasi SAGIBU membuat terobosan melalui tambahan kegiatan mengadaptasi kondisi Pandemi Covid-19 sebagai upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 bumil serta menurunkan risiko BBLR di Puskesmas Ngemplak I.

Serangkaian kegiatan awal yang dilaksanakan dalam inovasi SAGIBU meliputi : konsultasi dan pemeriksaan gilut, pembuatan KMGS (Kartu Menuju Gigi Sehat) Bumil, kolaborasi lintas unit (KIA, gizi, psikolog, BPU, Laboratorium) dan lintas program (Kelas Bumil), penyuluhan kesgilut bumil, perawatan kasus gilut, pembentukan dan pemberdayaan Kader SAGIBU, Whatsapp (WA) group bumil masing-masing desa dan kader SAGIBU, kunjungan rumah, serta kerjasama dengan linsek (lintas sektor).

KMGS bumil SAGIBU menjadi media penyampaian informasi kondisi kesgilut bumil, tingkat risiko infeksi gilut, media edukasi perawatan kesgilut yang benar, dan sebagai kartu kontrol. KMGS bumil telah terdaftar di Kemenkumham melalui Surat Pencatatan Ciptaan no.EO00202010440. Dukungan linsek bagi inovasi SAGIBU berupa dukungan penganggaran dana dan diterbitkannya SK Camat Ngemplak No 34.A/SK.CAM/2019 tentang Pembentukan Program Inovasi SAGIBU dengan melibatkan berbagai komponen yaitu KUA, Koramil, Polsek, Desa, dan PKK sebagai tim. Bentuk keterlibatan linsek dalam inovasi SAGIBU adalah keterlibatan tim dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Pelaksanaan SAGIBU juga didukung FKG UGM yang terlibat dalam pelaksanaan penyuluhan kesgilut bumil, bimtek (bimbingan teknis) kader SAGIBU serta analisa data. Serta didukung pula oleh SMK Dental Asisten SEKESAL JAKARTA dalam penyediaan bantuan alat kesgilut bagi bumil dan Kader SAGIBU.

            Berdasarkan hasil kunjungan ulang kesgilut bumil tahun 2017-2019 terjadi peningkatan jumlah kunjungan bumil setelah pelaksanaan SAGIBU dengan hasil capaian sebagai berikut :  tahun 2017 sebanyak 58, tahun 2018 sebanyak 159, dan tahun 2019 sebanyak 210. Peningkatan pemanfaatan pelayanan kesgilut preventif tahun 2017 sebanyak  33%, tahun 2018 sebanyak 35,11%, dan tahun 2019 sebanyak 54% (Register Kunjungan Unit Gigi, 2017-2019). Selain itu angka BBLR juga mengalami penurunan yaitu : tahun 2017 sebesar 9,73%, tahun 2018 sebesar 7,30%, dan tahun 2019 sebesar 6,91% (Profil Kesehatan Kab. Sleman, 2016-2019).

            Pada tahun 2020 terjadi penurunan kunjungan ulang bumil sebanyak 93 dan penurunan capaian pemanfaatan pelayanan kesgilut preventif sebanyak 37,63%. Pandemi Covid-19 menyebabkan bumil takut melakukan pemeriksaan dan perawatan gilut di fasilitas kesehatan. Selain itu adanya pembatasan tindakan gigi yang berpotensi menghasilkan aerosol juga menyebabkan menurunnya kunjungan di poli gigi. Angka BBLR di tahun 2020 juga mengalami peningkatan menjadi 7,62. Berdasarkan data bumil  Covid-19 di wilayah Puskesmas Ngemplak I, terdapat 26 bumil terkonfirmasi positif Covid-19. Tentunya kondisi tersebut memerlukan langkah tindak lanjut sebagai upaya penanggulangan. Untuk mengatasi hal tersebut SAGIBU melaksanakan beberapa upaya tambahan yaitu kegiatan pantauan kesehatan dan kesgilut bumil melalui linkgoogleform SAGIBU, konsultasi online SAGIBU,pemberdayaan kader SAGIBU dalam pemantauan kesehatan dan vaksinasi Covid-19, sertalink surveikepuasan SAGIBU. Link googleform SAGIBU berisi tentang keluhan kesgilut, perawatan kesgilut yang dilakukan, screening ANC Terpadu dan KMGS bumil, screening Covid-19, dan vaksinasi Covid-19, serta pembiasaan adaptasi kebiasaan baru protokol kesehatan (prokes) 3M. Melalui pantauan online SAGIBU diharapkan kesehatan dan kesgilut bumil tetap terpantau, bumil termotivasi untuk menjaga kesgilut, melakukan adaptasi kebiasaan baru, dan mengikuti vaksinasi Covid-19.

            SAGIBU juga turut berperan dalam kegiatan vaksinasi Covid-19 bumil melalui upaya pemberdayaan kader SAGIBU dalam sosialisasi dan memotivasi bumil agar mau mengikuti vaksinasi Covid-19, membantu bumil dalam pendaftaran vaksinasi Covid-19 melalui link pedulilindungi.id dan link daftarvaksin.slemankab.go.id, serta penyuluhan kesehatan dan kesgilut saat vaksinasi Covid-19. Kegiatan vaksinasi Covid-19 bumil masih terus dilaksanakan dan diharapkan SAGIBU dapat terus berkontribusi dalam peningkatan capaian vaksinasi Covid-19 bumil.

            Dari seluruh kegiatan SAGIBU yang telah dilakukan diperoleh hasil : peningkatan pengetahuan kesgilut bumil dan kader SAGIBU, peningkatan  status kebersihan gilut (OHI-s) bumil, penurunan nilai  D (decay/karies gigi) bumil yang melakukan kunjungan ulang kesgilut, dan penurunan skor keluhan kesgilut bumil dengan hasil analisaPaired T-test p=0,00. Berdasarkan hasil diatasdapat disimpulkan bahwa penggunaan KMGS bumil membawa dampak positifyaitu bumil lebih mengetahui kondisi kesgilut dan termotivasi untuk melakukan perawatan gilut karena hasil pemeriksaan subyektif dan obyektif menjadi tervisualisasi dan lebih dipahami. Hasil tersebut juga menunjukkan kegiatan SAGIBU berupa penyuluhan dan konsultasi kesgilut yang dilaksanakan memberikan dampak perbedaan signifikan pengetahuan baik itu bagi bumil dan kader SAGIBU. Peningkatan pengetahuan berdampak pada peningkatan kesadaran bumil dalam melakukan perawatan gilut yang terlihat dari hasil OHI-s bumil serta penurunan nilai D bumil yang melakukan kunjungan ulang kesgilut menunjukkan hasil perbedaansignifikan sebelum dan setelah mengikuti SAGIBU. Kemanfaatan SAGIBU bagi penanganan Covid-19 dan kesgilut bumil tercermin dari hasil survey kepuasan SAGIBU dengan hasil sebagai berikut : bumil mendapat manfaat dari pantauan online SAGIBU (96,2%), termotivasi menjaga kesgilut (99,2%), termotivasi melakukan perawatan gilut dengan benar (97,7%), termotivasi melakukan pemeriksaan ANC terpadu (97,7%), termotivasi segera periksa kesehatan jika muncul keluhan (99,2%), termotivasi melaksanakan prokes 3 M (100%), dan termotivasi mengikuti vaksinasi Covid-19 bumil (96,9%).

 

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 21.548
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 20.893.725