Riskesdas 2018 : Gangguan Jiwa Berat di DIY Melejit Urutan 2 Nasional
Hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 sudah bisa diakses oleh masyarakat. Sebagian indikator
kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia bisa tergambar dari hasil riset ini.
Riset 5 tahunan tersebut dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia dengan
jumlah sampel bisa menggambarkan keadaan per wilayah kabupaten/kota di
Indonesia.
Untuk
sementara ini baru dilaunching hasil secara nasional dengan dirinci per
provinsi oleh Badan Litbangkes Kemenkes. Dari hasil tersebut banyak indikator kesehatan
mengalami peningkatan cukup signifikans khususnya indikator penyakit tidak
menular dimana hamper semuanya mengalami
kenaikan.
Untuk wilayah D.I Yogyakarta, salah satu penyakit tidak menular yang mengalami
kenaikan cukup tinggi yaitu gangguan jiwa berat. Hasil Riskesdas tahun 2013
1`menunjukkan angka gangguan jiwa berat di DIY masih 2,3 per mil, namun pada
tkurun waktu 5 tahun ini mengalami kenaikan tajam menjadi 10 per mil, artinya
setiap 1000 penduduk terdapat satu penderita gangguan jiwa berat/psikosis di
masyarakat.
Ditengarai beberapa faktor pemicu masalah gangguan jiwa di DIY diantaranya tekanan hidup
yang cukup berat, pendidikan anak, media sosial hingga berbagai gim yang bisa
dimainkan secara mudah melalui berbagai jenis perangkat. Masalah kesehatan jiwa
akan membawa dampak luas terhadap seluruh aspek pembangunan di DIY karena warga
menjadi tidak produktif sehingga tidak mampu mendukung pembangunan. Dibutuhkan dana yang cukup besar untuk
pengobatannya. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan kesehatan jiwa secara
lebih serius seperti yang dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta dengan menyusun
rencana aksi daerah pelayanan kesehatan jiwa dan napza sehingga penanganan
masalah tersebut dapat dilakukan lintas sektor.
Untuk melihat hasil Riskesdas secara lengkap
dapat diklik tautan berikut : klik