Detail Artikel


  • 07 Maret 2023
  • 3.626
  • Artikel

Remaja Putri Sehat Bebas Anemia

Anemia merupakan kondisi kekurangan sel darah merah di dalam tubuh, yang banyak terjadi pada semua kelompok usia, terutama pada remaja putri dan wanita usia subur (WUS) yakni sekitar 29% WUS yang tidak hamil dan 38% wanita hamil mengalami anemia, menurut WHO pada tahun 2018. Sekitar setengah dari kejadian anemia tersebut disebabkan oleh defisiensi zat besi. Salah satu alasan remaja putri lebih berisiko mengalami anemia gizi besi karena banyaknya zat besi yang hilang selama menstruasi. Secara khusus, anemia yang dialami remaja putri akan berdampak lebih serius karena remaja putri merupakan calon ibu yang akan hamil dan melahirkan bayi, berisiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan keterlambatan pertumbuhan (stunting), dan memperbesar risiko kematian ibu melahirkan. 

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, prevalensi anemia pada remaja putri justru mengalami peningkatan dari 37,1% pada Riskesdas 2013 menjadi 48,9% pada Riskesdas 2018, dengan proporsi anemia terbesar ada di kelompok umur 15-24 tahun dan 25-34 tahun. Berdasarkan survey pada tahun 2018 dengan sasaran 1500 remaja putri di 5 Kabupaten dan Kota yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan DIY, menunjukkan bahwa sebanyak 19,3% remaja putri mengalami anemia (Hb di bawah 12 g/dl). 

Faktor lain yang menyebabkan terjadinya defisiensi zat besi adalah kurangnya asupan zat besi, yang sangat dibutuhkan tubuh untuk percepatan pertumbuhan dan perkembangan. Anemia defisiensi besi dapat menimbulkan dampak negatif pada remaja putri, antara lain adanya rasa cepat lelah, menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi, menurunkan gairah dan kebugaran tubuh, menurunkan konsentrasi dan prestasi belajar, menurunkan sistem kekebalan tubuh, mengganggu pertumbuhan fisik, serta menyebabkan pertumbuhan, perkembangan, dan kualitas hidup yang tidak optimal. 

Tak perlu khawatir, hampir sebagian besar penyebab anemia bisa dicegah dengan gaya hidup sehat. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya anemia: 

  1. Makan makanan bergizi seimbang yang tinggi protein dan kaya akan zat besi 

Salah satu upaya pencegahan utama anemia pada remaja putri adalah dengan memperbaiki perilaku konsumsi pangan pada remaja, namun sangat sulit jika hanya melalui perbaikan konsumsi pangan. Untuk mencegah anemia, perlu memastikan makanan selalu beragam dan bergizi seimbang. Supaya mudah, bisa menerapkan metode Isi Piringku yaitu yang menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen lainnya terdiri dari karbohidrat dan protein. Selain itu, zat besi memiliki peran penting dalam pembentukan hemoglobin. Oleh karena itu, anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan tinggi zat besi seperti beras merah, ayam, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, sayuran hijau seperti bayam dan kale, dan sebagainya. 

  1. Mengkonsumsi buah dan sayur sumber vitamin A, C, dan E 

Vitamin A memiliki manfaat dalam meningkatkan produksi sel darah merah. Vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi dari makanan sehingga dapat diproses menjadi sel darah merah kembali. Vitamin E merupakan antioksidan yang dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Beberapa buah dan sayur yang kaya akan vitamin A, C, dan E adalah mangga, jeruk, jambu air, papaya, alpukat, wortel, bayam, brokoli, dan lain-lain. 

  1. Minum tablet tambah darah (TTD) secara teratur yaitu satu tablet setiap minggu 

Remaja merupakan salah satu kelompok tertentu yang upaya peningkatan zat besinya tidak cukup jika hanya dengan perubahan perilaku konsumsi pangan. Oleh sebab itu, salah satu program penanggulangan yang dilakukan pemerintah adalah suplementasi tablet tambah darah. Remaja putri disarankan untuk mengkonsumsi TTD satu tablet per minggu sebagai pencegahan anemia. 

  1. Melakukan aktivitas fisik dan minum air putih 8 gelas setiap hari 

Aktif secara fisik dengan berolahraga ringan seperti jalan santai, lari, berenang, atau bersepeda yang rutin setiap 3-4 kali dalam seminggu dapat memacu pertumbuhan lebih banyak sel darah merah untuk mencegah gejala anemia.

 

Referensi: 

Fitranti, DY, Fitriyah, K, Kurniawati, MD, Wardah, S, Sarwandi, Afifah, SN, Sidhin, S, Aminah, Y. (2022). 'Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri dengan Metode Focus Group Discussion di SMA Negeri 3 Pekalongan'. Jurnal Proactive, Volume 1, No. 1, pp. 46-54. 

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 

Rianti, Fatmawati, Suwarni. (2022). 'Tingkat Pengetahuan, Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah dan Asupan Zat Besi (Fe) dengan Status Anemia pada Remaja Putri di SMKN 1 Molawe Kecamatan Molawe Kabupaten Konawe Utara'. Jurnal Gizi Ilmiah: Jurnal Ilmiah Ilmu Gizi Klinik, Kesehatan Masyarakat dan Pangan, Volume 9, No. 2, pp. 12-18. 

Runiari, N & Hartati, N. (2020). 'Pengetahuan dan Kepatuhan Minum Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri'. Jurnal Gema Keperawatan, Volume 13, No. 2, pp. 103-110. 

Quraini, DF, Ningtyias, FW, & Rohmawati, N. (2020). 'Perilaku Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Remaja Putri di Jember, Indonesia'. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education, Volume 8, No. 2, pp. 154-162. 

 

Penulis: YOLANDA RUTH F S 

Mahasiswa Magang Dinkes DIY dari Program Studi S1 Gizi Kesehatan, FKKMK Universitas Gadjah Mada.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 1.679
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.005.440