Strategi Pengembangan Layanan Pneumonia di Rumah Sakit
ISPA/ pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Dari semua kasus yang terjadi di masyarakat, 7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. Episode batuk-pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 2-3 kali pertahun (Rudan et all Bulletin WHO 2008). ISPA merupakan salah satu penyakit utama dengan kunjungan pasien yang tinggi di Puskesmas (40%-60%) dan Rumah Sakit (15%-30%). Menurut hasil Riskesdas 2007, proporsi kematian balita karena peumonia menempati urutan kedua (15,2%) setelah diare.
Beberapa kondisi yang ditengarai menjadi faktor risiko terhadap timbulnya ISPA, antara lain :
v Kurangnya pemberian ASI Eksklusif
v Gizi buruk
v Polusi udara dalam ruangan (indoor air pollution)
v Berat Badan Bayi LAhir Rendah (BBLR)
v Kepadatan penduduk
v Belum Imunisasi campak
Situasi pneumonia di DIY
Subdit ISPA Kemenkes RI pada tahun 2015 menetapkan Angka Estimasi Pneumonia Balita di DIY sebesar 4,32% dari jumlah balita yang ada atau sebanyak 12.620. Hasil evaluasi penemuan kasus pneumonia balita di seluruh D.I. Yogyakarta menunjukkan bahwa pada tahun tahun 2017 ditemukan 4.214 kasus (33,3% dari estimasi) dan pada tahun 2018 ditemukan sebanyak 6.021 kasus (47,7%dari estimasi).
Tren data Pneumonia Balita di DIY tahun 2015 - 2018 (angka absolut)
NO |
Kab/Kota |
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
1. |
Kota Yogyakarta |
350 |
622 |
823 |
1.076 |
2. |
Kab. Bantul |
827 |
648 |
1.286 |
1.055 |
3. |
Kab. Kulon Progo |
418 |
366 |
422 |
1.708 |
4. |
Kab. Gunung Kidul |
570 |
558 |
775 |
1.009 |
5. |
Kab. Sleman |
669 |
966 |
908 |
1.173 |
|
DIY |
2.834 |
3.160 |
4.214 |
6.021 |