Detail Artikel


  • 28 Maret 2023
  • 1.055
  • Artikel

Pembelajaran Covid-19 : Perkembangan dan Notifikasi Kematian Ibu di Masa Pandemi di DIY

Badan Kesehatan Dunia (WHO / World Health Organization) merilis informasi perkiraan terbaru pada bulan Februari 2023 dalam laporan badan-badan PBB bahwa di seluruh dunia dalam setiap dua menit, seorang wanita meninggal saat hamil atau melahirkan. Laporan ini juga mnyebutkan bahwa tren kematian ibu mengalami kemunduran yang mengkhawatirkan selama beberapa tahun terakhir. Angka kematian ibu mengalami peningkatan atau mengalami stagnanasi di hampir semua wilayah di dunia.

Direktur Jenderal WHO menyampaikan bahwa kehamilan menjadi suatu masa penuh harapan dan pengalaman positif bagi semua wanita, namun tragisnya masih ditemukan saat ini kehamilan menjadi pengalaman yang berbahaya bagi jutaan orang di seluruh dunia yang tidak memiliki akses ke perawatan kesehatan berkualitas tinggi. Menjadi sebuah peringatan kuat bagi seluruh dunia untuk memastikan setiap perempuan dan anak perempuan memiliki akses ke layanan kesehatan kritis sebelum, selama, dan setelah melahirkan, dan bahwa mereka dapat sepenuhnya menggunakan hak reproduksi mereka.

Laporan WHO dari pengamatan selama periode tahun 2000 hingga 2020, menemukan bahwa terdapat sekitar 287.000 kematian ibu di seluruh dunia pada tahun 2020. Kondisi ini hanya sedikit mengalami perbaikan / penurunan dari angka semula 309.000 pada tahun 2016. Di beberapa negara perbaikan terjadi namun banyak pula ditemukan negara-negara dengan stagnasi atau bahkan kenaikan kematian.

Perdarahan hebat, tekanan darah tinggi, infeksi terkait kehamilan, komplikasi dari aborsi yang tidak aman, dan kondisi mendasar yang memperburuk kehamilan (HIV/AIDS dan malaria) adalah penyebab utama kematian ibu.

Perawatan kesehatan primer yang berpusat pada masyarakat berpotensi untuk dapat memenuhi kebutuhan wanita, anak-anak dan remaja dan memberikan peluang akses yang setara ke layanan-layanan penting seperti kelahiran dengan bantuan dan perawatan sebelum dan sesudah melahirkan, vaksinasi anak, nutrisi dan keluarga berencana. Kondisi ini telah dutangkap oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan yang telah mencanangkan Transformasi Sistem Kesehatan dengan salah satu pilar utamanya adalah Transformasi Pelayanan Primer dengan fokus diantaranya untuk membangun kekuatan layanan primer berpusat pada masyarakat .

Infeksi COVID-19 dapat meningkatkan risiko selama kehamilan dan hambatan dalam masa persalinan. Pengalaman di DIY sebagaimana tergambar dalam grafik, terjadi lonjakan kematian yang luar biasa tinggi pada tahun 2021. Kondisi ini sangat terkait dengan risiko infeksi, namun juga berhubungan permasalahan kesiapan sistem layanan kesehatan khusus untuk ibu hamil dan ibu bersalin.

Selama masa pandemi telah terjadi penurunan kunjungan pasien dan cakupan program non covid di Puskesmas hingga memasuki tahun pertama pandemi. Kondisi ini tidak terlepas dari adanya ketakutan penularan di masyarakat, pembatasan sosial dan pesan Pemerintah untuk mengurangi kunjungan ke Faskes. Namun demikian Puskesmas di DIY tetap mendapatkan instruksi untuk menjalankan pelayanan non covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Penurunan ini menjadi perhatian banyak pihak karena menyebabkan berbagai permasalahan baru seperti lost to follow up pada bayi balita dan ibu hamil. Pelayanan Covid-19 yang berkembang sangat cepat dan besar, belum mampu menyiapkan untuk pelayanan khusus bagi ibu hamil risiko tinggi. Hal ini menjadi catatan sejarah penting dalam membangun kesiapan sistem layanan dalam menghadapi krisis di masa depan.

Penyebab utama kematian Ibu (di luar penyebab atau dampak Covid-19) yang terjadi di DIY adalah perdarahan disusul penyebab yang belum diketahui dan eklamsia / pre eklamsia. Permasalahan penyebab kematian ini telah cukup lama dikaji dan didalami untuk dapat diperoleh strategi yang paling tepat namun nampaknya kajian-kajian tersebut masih harus terus dilakukan. Beberapa isu yang selanjutnya meningkat adalah bahwa angka kematian ibu tidak hanya semata berkaitan dengan permasalahan medis atau kesehatan namun merupakan sebuah permasalahan multi unsur seperti sosial, ekonomi, budaya dan lain sebagainya. Pendekatan ini telah mulai dikembangkan di DIY dan diharapkan akan memberikan kontribusi siginifikan untuk terus menekan angka kematian ibu di DIY.

John Wilmoth, Direktur Divisi Kependudukan Departemen Ekonomi dan Sosial WHO menyampaikan bahwa "Menurunkan angka kematian ibu tetap menjadi salah satu tantangan kesehatan global yang paling mendesak, upaya serta komitmen internasional yang kuat dibutuhkan, terutama bagi populasi yang paling rentan. Merupakan tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa setiap ibu, di mana pun, dapat selamat dalam persalinan."

-gs-

 

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 23.593
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 20.868.044