Detail Artikel


  • 28 Maret 2023
  • 1.418
  • Artikel

Tips Puasa bagi Diabetes

Pada bulan Ramadan, Umat Islam wajib berpuasa karena perintah agama. Secara fisik yang dimaksud dengan puasa adalah tidak makan, tidak minum dan juga tidak merokok pada siang hari sejak matahari terbit sampai terbenam. Lama waktu berpuasa dalam satu hari dapat berbeda beda sesuai dengan letak geografis masing masing. Di wilayah khatulistiwa, seperti Indonesia, puasa Ramadhan berlangsung sekitar 11-12 jam dan di wilayah yang jauh dari khatulistiwa dapat lebih dari 20 jam.

Penduduk Indonesia merupakan Negara dengan penduduk muslim terbesar dengan sebagian populasinya menderita diabetes.

Pada prinsipnya, penderita diabetes boleh saja menjalankan ibadah puasa, asalkan kadar gula darahnya terkontrol baik dan tidak memiliki penyakit serius lainnya, seperti penyakit jantung atau ginjal.

Penderita diabetes diperlukan beberapa persiapan sebelum puasa agar tidak menimbulkan komplikasi yang membahayakan kesehatan akibat proses metabolisme yang terganggu. Penderita diabetes dianjurkan membatalkan puasa jika kadar gula darah <70 mg/dl atau >300 mg/dl.

Bagi penderita diabetes, perlunya memperhatikan asupan makanan terkait dengan asupan kalori ke dalam tubuh. Bagi pasien diabetes kelebihan atau kekurangan asupan kalori akan berpengaruh sama buruknya bagi timbulnya komplikasi diabetes di kemudian hari.

Selain asupan makanan, pengaturan aktivitas fisik, dan jadwal minum obat penting untuk diperhatikan selama berpuasa. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa kadar gula darah turun secara drastis (hipoglikemia) atau justru menjadi sangat tinggi (hiperglikemia).

Hal ini menimbulkan pertanyaan bahwa:

1. Apakah diabetes aman bila menjalankan puasa ?

2. Apakah yang harus diperhatikan supaya puasa dapat dijalankan dengan baik ?

 

Hal ini terkait dengan adanya potensi dan resiko diabetes menjalankan puasa berupa :

1. Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah berada di bawah normal.

Gejala hipoglikemia biasanya muncul apabila kadar gula darah di bawah 70 mg/dL. Namun, gejala juga bisa muncul meski kadar gula darah lebih dari 70 mg/dL. Oleh sebab itu, penting untuk mengenali gejala hipoglikemia dengan baik.

Gejala gula darah rendah atau hipoglikemia dapat muncul secara tiba-tiba dan bervariasi pada tiap penderita. Gejala tersebut meliputi:

a. Mudah lapar

b, Mudah marah

c. Sulit berkonsentrasi

d. Kesemutan

e. Lelah

f. Pusing

g. Gemetar atau tremor, maupun badan tiba-tiba menggigil

h. Pucat

i. Keringat dingin

j. Jantung berdebar

 

Efek dari Hipokalemia :

      

2. Hiperglikemia

Hiperglikemia adalah kondisi dimana Diabetes Melitus(DM) pada tubuh pasien tidak terkontrol, sehingga kadar glukosa darah sangat tinggi hingga mencapai >300 mg/dl. Gejala hiperglikemia yang harus diwaspadai, terutama pada pasien penderita Diabetes Melitus:

a. Mulut dan kulit terasa kering

b. Sering merasa kehausan

c. Pusing

d, Penglihatan yang mulai buram atau kabur

e, Intensitas buang air kecil yang meningkat

f. Nafas terengah-engah dan bau nafas yang tidak sedap

 

Efek Hiperkalemia

3. Ketoasidosis Diabetik

Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi diabetes melitus yang ditandai dengan tingginya kadar keton di dalam tubuh. Salah satu tanda khas dari kondisi ini adalah munculnya bau mulut yang beraroma buah. Jika tidak segera ditangani, ketoasidosis diabetik dapat berakibat fatal.

Gejala ketoasidosis diabetik bisa memburuk dalam waktu yang cepat. Saat penderita diabetes mengalami asidosis akibat penumpukan keton, akan muncul sejumlah keluhan berikut:

a. Frekuensi buang air kecil meningkat

b. Rasa sangat haus yang tidak hilang walaupun sudah minum

c. Napas berbau seperti buah-buahan atau pembersih kuteks (aseton)

d. Tubuh terasa lemas dan lelah

e. Otot terasa nyeri atau kaku

f. Mual dan muntah

g. Sakit kepala

h. Sakit perut

i. Sesak napas

j. Dehidrasi

k. Linglung

l. Penurunan kesadaran hingga pingsan

4. Dehidrasi dan Trombosis

 Hipotensiortostatik, hypercoagulable state

Gejala gejala ini merupakan kondisi yang berbahaya pada penderita diabetes dan perlu segera mendapatkan penanganan medis.

 

Langkah langkah aman menjalankan puasa

1. Perencanaan minum untuk menghindari dehidrasi

Kecukupan cairan penting untuk mencegah dehidrasi. Konsumsi air putih lebih dianjurkan, ketimbang minuman manis atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh. Minuman berkafein menyebabkan lebih sering buang air kecil, sehingga memicu dehidrasi.

Faktor factor yang mempengaruhi :

a. Pembatasa carian (minum) berlangsung lama

b. Wilayah didaerah katulistiwa dengan iklim / suhu udara panas dan kelembaban tinggi

c. Kerja fisik yang berat

d. Pada penderita hiperglikemia ini dapat menyebabkan diuriesis

Komplikasi à Hipotensi ortostatik , hypercoagulable state, risiko stroke dan thrombosis

Menjaga hidrasi yang cukup antara dari matahari terbenam dan matahari terbit dengan air minum atau minuman tanpa pemanis lainnya.

2. Pemilihan makanan untuk menghindari hiperglikemia dan hipoglikemia

a. Jangan melewatkan makan sahur. Makan sahur yang dilakukan saat dini hari sering terlewat. Bagi penderita diabetes, waktu makan sahur tidak boleh dilewatkan agar cadangan energi selama berpuasa cukup dan tidak terjadi hipoglikemia.

b. Hindari makan berlebihan saat sahur dan berbuka puasa. Mengatur porsi makan sangat penting untuk mengontrol kadar gula darah dan berat badan. Meski tubuh lapar, disarankan untuk tidak makan terlalu banyak saat buka puasa. Awali dengan takjil, lalu konsumsi makanan bergizi seimbang dalam porsi secukupnya

c. Hindari gorengan dan makanan yang terlalu manis. Mengonsumsi gorengan menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh, dan secara tidak langsung akan meningkatkan kadar gula darah. Selain itu, penderita diabetes juga disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu manis untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

d. Minum air putih yang cukup. Kecukupan cairan penting untuk mencegah dehidrasi. Konsumsi air putih lebih dianjurkan, ketimbang minuman manis atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh. Minuman berkafein menyebabkan lebih sering buang air kecil, sehingga memicu dehidrasi.

        

3. Periksa glukosa darah di jam jam saat puasa dan diluar puasa

a. Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan sendiri di rumah dengan alat pengukur gula darah. Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan 2-4 kali sehari, yaitu setelah sahur, selama berpuasa, dan setelah berbuka puasa. Hal ini penting untuk menghindari hipoglikemia ataupun hiperglikemia. Jika kadar gula darah anda kurang dari 70 mg/dl atau lebih dari 300 mg/dl, dianjurkan untuk membatalkan puasa

b. Waktu cek glukosa darah

         

4. Pemilihan waktu tepat untuk aktivitas jasmani selama puasa dan intensitasnya

a. Berolahraga saat puasa baik untuk menjaga kebugaran, asalkan tidak berlebihan. Bagi penderita diabetes, aktivitas fisik yang berlebihan atau olah aga berat harus dihindari karena dapat menyebabkan hipoglikemia dan atau dehidrasi. Shalat Tarawih, seperti ruku, berlutut dan bangun yang dilakukan setelah berbuka puasa bisa dijadikan sebagai salah satu bentuk olahraga sekaligus ibadah dan bagian dari aktifitas senam sehari hari.

b. Memperbanyak kegiatan ibadah malam (qiyamul lail) à target HbAlc cenderung tercapai dan mengurangi berat badan.

5. Penggunaan obat diabetes dan kaitannya dengan potensi resiko terkait puasa

a. Selama menjalani ibadah puasa, penderita diabetes perlu tetap mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter. Bila perlu, dokter akan mengatur ulang jadwal konsumsi obat agar sesuai dengan jadwal makan selama bulan puasa.Kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda, sehingga sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menjalani ibadah puasa. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan minimal 2 bulan sebelum bulan puasa tiba.Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengevaluasi gula darah Anda, dan menentukan apakah kondisi tubuh Anda aman untuk menjalani ibadah puasa. Jika kadar gula darah terkontrol dengan baik, ibadah puasa tentu dapat dilakukan tanpa kendala.Apabila saat berpuasa, Anda merasa pusing, sakit kepala, lemas, jantung berdebar-debar, keringat dingin, tubuh gemetar, dan seperti akan pingsan, segera hentikan puasa dan periksakanlah diri ke dokter terdekat.

b. Penggunaan obat

             

Take Home Messege

1. Asesmen Pre Ramadhan sangat penting untuk diabetis untuk mengenali stratifikasi resiko, guna mendapatkan strategi yang tepat dalam berpuasa

2. Penyesuaian jenis obat, dosis obat, dan waktu konsumsi obat diabet merupakan bagian dari strategi manajemen berpuasa

3. Individu dengan obat diabet multiple, sangat beresiko mengalami hipoglikeia, sehingga membutuhkan konseling yang tepat

4. Pemantauan kondisi dan saran oleh tenaga kesehatan (dokter) dapat membuat berpuasa menjadi aman

Referensi :

  1.  https://www.alodokter.com/panduan-berpuasa-bagi-penderita-diabetes
  2. https://www.alodokter.com/hipoglikemia
  3. https://promkes.kemkes.go.id/mengenal-penyakit-hiperglikemia
  4. https://www.alodokter.com/ketoasidosis-diabetik
  5. Puasa Ramadhan untuk Diabetisi, Dr dr Jongky P, SpPD, KEMD

 

 

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 11.043
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 20.883.220