Detail Artikel


  • 22 Juni 2023
  • 1.251
  • Artikel

PANDU BU SITI (Pendampingan dan Dukungan Ibu Hamil Risiko Tinggi)

Inisiasi Paradigma Baru Pelayanan Ibu Hamil Risiko Tinggi RSUD Sleman

Konsep Continuity of Care pada pelayanan kesehatan ibu dapat berbentuk pemantauan dan pendampingan yang berkelanjutan selama kehamilan, persalinan, dan nifas.4 Konsep ini telah memicu gagasan penulis untuk menciptakan inovasi “PANDU BU SITI” yang merupakan akronim dari Pendampingan dan Dukungan pada Ibu Hamil Risiko Tinggi.  Prinsip Pandu Bu Siti adalah mengubah paradigma pelayanan menjadi pendampingan ibu hamil risti yang berkualitas dan berkelanjutan (CoC). Pendampingan ini akan menjamin ibu hamil menjadi lebih tenang dan dapat meningkatkan kepercayaan dan kesadaran ibu hamil yang akan berdampak kepada peningkatan motivasi kunjungan ANC ibu hamil risti.

Perubahan yang digagas oleh penulis ini merupakan perubahan cara berpikir dan tatakelola dalam memberikan pelayanan khususnya ibu hamil risti. Ibu hamil risti ditempatkan sebagai bagian layanan diikuti perkembangannya dan diberikan perawatan berkelanjutan. Perubahan tersebut membutuhkan tatanan baru berupa sistem pemantauan dan data yang tersedia berkelanjutan, komunikasi timbal balik untuk menjamin ibu hamil tetap terkoneksi, jejaring kemitraan untuk menjamin ibu terpantau dan rekomendasi dapat ditindaklanjut paska pelayanan ibu hamil risti di RS dan mendorong kehadiran dalam masa ANC.

Penulis menyadari bahwa perubahan ini akan menemukan banyak tantangan karena dengan perubahan kebiasaan yang selama ini ada di RSUD Sleman dan akan berhubungan dengan banyak unit layanan yang selama ini melayani ibu hamil. Tantangan pertama berhubungan dengan penerimaan atas perubahan yang dapat terwujud apabila pimpinan dan manajemen telah merestui dan seluruh stakeholder telah memiliki pemahaman sama atas kebutuhan perubahan tersebut. Advokasi, komunikasi dan koordinasi menjadi tantangan awal dari penulis.

Tantangan kedua adalah menciptakan sistem data berkelanjutan sebagai alat deteksi, seleksi, dan memantau perkembangan dari waktu ke waktu yang terhubung dengan sistem rekam medis. Membangun kesepakatan dan mekanisme bersama menjadi tantangan di tahap ini. Tantangan ketiga adalah mengembangkan metode komunikasi yang menghubungkan ibu hamil dan tenaga kesehatan. Tantangan utama dalam hal ini adalah bagaimana membangun kepercayaan dari petugas lain untuk bergabung bersama. Tantangan keempat adalah menjamin keberlanjutan dari CoC terkait dengan keterbasan penulis dan tim RSUD Sleman dalam jangkauan wilayah sehingga harus ditemukan solusi kemitraan dengan pihak-pihak memiliki kompetensi dan dapat menjangkau di luar wilayah.

Realisasi program Pandu Bu Siti ini disadari membutuhkan waktu sehingga harus dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah bagaimana inovasi yang dikembangkan ini bisa menjadi bagian resmi dari sistem pelayanan RS. Tahapan pengembangan Pandu Bu Siti diuraikan secara ringkas sebagai berikut:

Advokasi Dukungan Pandu Bu Siti

Inisiasi Pandu Bu Siti dimulai dengan melakukan konsultasi kepada pimpinan secara berjenjang. Hasil dari advokasi yang dilaksanakan telah mendapatkan dukungan dari pimpinan hingga diterbitkannya SK Tim Pelaksana Program oleh Direktur RSUD Sleman. Dengan terbitnya SK tersebut maka inisiasi penulis ini telah secara resmi masuk dalam sistem layanan di RSUD Sleman. Sosialisasi dan pendekatan untuk kolaborasi dengan unit terkait juga telah dilakukan untuk mewujudkan program. Kolaborasi dilakukan antar tenaga kesehatan diantaranya bidan, perawat, dokter spesialis, perekam medis, nutrisionis, psikolog, serta tenaga kesehatan lain yang terkait. 

Sistem Pelacakan dan Monitoring

Program Pandu Bu Siti ini diawali dengan pendataan ibu hamil risti melalui google spreadsheet memanfaatkan rekam medik elektronik (RME) sebagai sumber data. Sebelum adanya inovasi, pencatatan register masih dilakukan manual tanpa pemilahan kasus sehingga mempersulit pelacakan. Pendataan menggunakan teknologi informasi ini memudahkan pelacakan kasus kapan saja dan dari mana saja. Pada saat kunjungan pertama ibu hamil risti ke RSUD Sleman, bidan akan memasukkan data ibu hamil risti tersebut ke dalam spreadsheet dengan mengisi data fokus pasien dan rencana asuhan sesuai dengan RME serta diisi data selanjutnya pada saat kunjungan ulang.

Pendampingan Terapi dan Pendampingan Digital

Pendampingan berkelanjutan dilakukan sejak ditemukan kasus kehamilan risti hingga masa nifas dengan menerapkan pola komunikasi yang mengutamakan kedekatan hubungan dalam situasi menyenangkan sehingga terbangun kepercayaan terhadap petugas. Pada saat kunjungan pertama ibu hamil risti ke rumah sakit sudah ditekankan untuk membuka komunikasi positif agar terbuka terhadap berbagai hal. Memperlakukan pasien sebagai sahabat adalah prinsip yang dijalankan. Pendampingan diberikan terkait program terapi rekomendasi dokter, rencana kunjungan ulang serta edukasi untuk memberikan semangat menjalani terapi. Pendampingan melibatkan keluarga yang ditujukan untuk membina hubungan baik serta meningkatkan dukungan pada ibu hamil.

Pemanfaatan teknologi informasi juga dikembangkan penulis dengan memanfaatkan media sosial yang umum digunakan yaitu WhatssApp (WA) dan WA Group (WAG). Pilihan ini ditetapkan karena memudahkan komunikasi tanpa dibatasi ruang dan waktu. WAG digagas agar ibu hamil risti merasa dekat dengan petugas dan memudahkan memperoleh informasi yang valid dari sumber terpercaya guna menghindari informasi hoax. Untuk tetap menjaga privasi klien, pendampingan juga dilakukan melalui WA personal bagi ibu hamil risti yang ingin melakukan konsultasi atas keluhan dan masalah yang dialami. Pelayanan pendampingan ini dilakukan selama 24 jam dan tanpa dikenakan biaya.   

Sistem Jejaring Rujukan Maternal Neonatal Praktis (Si Jeruk Manis)

Untuk mewujudkan filosofi dari CoC jika hanya mengandalkan petugas dari rumah sakit tentu akan terbatasi oleh kewenangan wilayah, sehingga mendorong penulis melakukan pendekatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten dan FKTP untuk membentuk jejaring. Sistem jejaring dilakukan dengan mengembangkan kerja sama dengan bidan wilayah terkait pengawasan kondisi, tindak lanjut di tempat tinggal ibu hamil risti sekaligus mendorong ibu hamil risti untuk pemeriksaan lanjutan.

Pada pertengahan tahun 2022, penulis mewujudkan ide sistem jejaring dengan diberikan nama Si Jeruk Manis yang merupakan akronim dari Sistem Jejaring Rujukan Maternal Noenatal yang Praktis. Implementasi dari Si jeruk Manis telah menghasilkan kesepakatan untuk membentuk jejaring dengan memanfaatkan komunikasi digital melalui WAG. Melalui metode ini bidan RSUD Sleman dapat dengan mudah melakukan komunikasi dua arah dengan bidan wilayah maupun dengan fasyankes perujuk.

Hotline Kegawatdaruratan PONEK

Untuk mempermudah akses kegawatdaruratan maternal neonatal, pada pertengahan tahun 2022 penulis juga telah menginisiasi penyediaan saluran siaga (Hotline) khusus kegawatdauratan PONEK di RSUD Sleman. Hotline ini bertujuan untuk mempercepat sistem rujukan pasien maternal dan neonatal yang mengalami kegawatdaruratan termasuk ibu hamil risti serta melayani konsultasi dalam hal stabilisasi pra rujukan. Hotline PONEK ini tersedia selama 24 jam (melalui WA dan telepon tanpa nomor ekstensi) sehingga memudahkan fasyankes perujuk untuk menghubungi IGD RSUD Sleman dalam menangani kasus kegawatdaruratan.

Rangkaian program inovasi yang telah digagas penulis telah dijalankan saat ini dan telah memberikan dampak perbaikan atas permasalahan yaitu kunjungan ibu hamil risti di RSUD Sleman. Pendekatan perubahan paradigma layanan menjadi pendampingan telah menghasiklan dampak yang luar biasa sebagaimana disampaikan dalam tabel sebagai berikut :

Dampak

2021

2022

Kunjungan ANC Risti

20,4%

103,4%

Proporsi kunjungan ANC Risti

49,2%

72,3%

Kematian Neonatal di RSUD

6

2

Lost of Follow ANC Risti

50,8%

27,7%

Dampak dari inovasi Pandu Bu Siti ini telah meningkatkan kunjungan ANC Risti di RSUD Sleman sebesar 103,4% di tahun 2022. Peningkatan kunjungan ANC Risti ini sangat terkait dengan pendampingan yang telah dilakukan terbukti dengan kenaikan proporsi kunjungan ANC Risti yang cukup signifikan dari 49,2% pada tahun 2021 menjadi 72,3% pada tahun 2022. Selain itu, jumlah kematian maternal juga mengalami penurunan menjadi 2 kasus pada tahun 2022 yang keduanya bukan berasal dari ibu hamil yang terpantau dalam program Pandu Bu Siti.

Program Pandu Bu Siti ini telah diapresiasi oleh Kemenkes RI pada akhir tahun 2022 saat melakukan kunjungan ke RSUD Sleman dalam pendampingan RS Lokus Penurunan AKI dan AKB. Program Pandu Bu Siti ini sangat mudah direplikasi dan jika diimplementasikan di seluruh RS utamanya RS PONEK, akan membawa dampak positif bagi kesehatan ibu serta kemudahan bagi petugas dalam melakukan pemantauan ibu hamil risti.

Rencana pengembangan inovasi ini selanjutnya adalah dengan melakukan integrasi register ibu hamil risti melalui SIM RS dan SIM KIA Sembada dengan menerapkan fitur WA reminder sebagai pengingat ibu hamil risti untuk kunjungan ulang. Saat ini sedang dilakukan advokasi kepada manejemen RS serta Dinas Kesehatan Kabupaten untuk mewujudkan pengembangan tersebut.

Tantangan ke depan program Pandu Bu Siti ini adalah pendampingan dalam grup yang disesuaikan dengan kondisi risti yang dialaminya serta pelaksanaan kelas ibu hamil risti, sehingga ibu hamil akan merasa jauh lebih nyaman karena berada dalam kelompok ibu hamil dengan permasalahan yang sama dan bisa menjadi sarana bertukar informasi ataupun berbagi (sharing) mengenai masalah yang dialaminya. Tantangan lain berkaitan dengan keberlanjutan inovasi utamanya adalah terkait penguatan kebijakan dan dukungan sumber daya dari seluruh civitas hospitalia serta pemangku kepentingan.

Oleh: Sakinatunisa, S.Tr.Keb - RSUD Sleman

Editorial : Bidang SDK (Agus)

DAFTAR PUSTAKA :

  1. BPS, 2020, Angka Kematian Ibu / AKI (Maternal Mortality Rate / MMR) Hasil Long Form SP2020 Menurut Provinsi, dalam https://www.bps.go.id/statictable/2023/03/31/2219/angka-kematian-ibu-aki-maternal-mortality-rate-mmr-hasil-long-form-sp2020-menurut-provinsi-2020.html.
  2. Dinas Kesehatan Provinsi DIY., 2022, Profil Kesehatan DI Yogyakarta 2021.
  3. Tim PONEK RSUD Sleman, 2022, Laporan Tim PONEK Tahun 2021.
  4. Ningsih, Dewi A., 2017, Jurnal Oksitosin Kebidanan Vol. IV No. 2, Agustus 2017: 67-77. Continuity Of Care Kebidanan, Midwifery Continuity Of Care.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 27.959
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.223.669