Detail Artikel


  • 22 Juni 2023
  • 444
  • Artikel

MARSEKAL (Masyarakat Sedayu Kelola Lingkungan)

Inisiasi Gerakan Pilah Sampah Menuai Berkah Masyarakat Sedayu Bantul

 

Salah satu titik krusial dalam menghadapi permasalahan sampah di Sedayu adalah penggerakan massal. Hal ini didasari oleh adanya begitu banyak potensi yang bisa digerakkan di tahun 2019 mulai dari lintas sektor kapanewon, kalurahan, swasta, organisasi sosial, organsisasi / kelompok sosial dan kesehatan dengan jalur komunikasi yang terbina baik. Memfokuskan upaya bersama menjadi gagasan utama penulis untuk melakukan Gerakan Kampanye berkelanjutan.

Berdasarkan problematika di atas, penulis menggagas inovasi gerakan kelola sampah dengan tema “MARSEKAL” (Masyarakat Sedayu Kelola Lingkungan). Program Marsekal adalah gerakan mengajak masyarakat secara kolektif mengelola sampah secara baik dan sistematis dengan pendekatan ekonomi, sosial dan budaya. Pendekatan dimulai dengan mengkonsolidasikan kesadaran para pimpinan wilayah dan tokoh masyarakat agar memberlakukan kebijakan dan keteladanan. Pendekatan ekonomi dipakai untuk menyadarkan masyarakat bahwa dalam tata kelola sampah bisa melahirkan uang. Sedangkan pendekatan budaya, digunakan untuk mengubah kebiasaan membuang sampah menjadi pilah sampah.  Gerakan Marsekal dilaunching dalam peringatan HLUN (Hari Lanjut Usia) di Universitas Mercu Buana Yogyakarta pada 1 Mei 2019. Setelah pandemi Covid-19 mereda, tahun 2022 program ini dipacu kembali.

Penulis menyadari  bahwa meskipun iklim koordinasi dan komunikasi di Kecamatan Sedayu dari para stakeholder dan dukungan pimpinan puskesmas dan lintas program sangat baik, namun dibutuhkan waktu untuk seluruh angan penulis dapat terealisir. Oleh karenanya peulis telah menyusun dalam kerangka program dan waktu yang hingga saat ini terus mengalami perkembangan. Berikut diuraikan kegiatan dalam Marsekal yang telah dijalankan :

Pemberdayaan dan Penggerakan Masyarakat

  1. Kampanye Detol Masdatu

Detol Masdatu merupakan gerakan mengumpulkan sampah botol plastik ke dalam keranjang plastik yang diimplementasikan di komplek perkantoran Kecamatan, Koramil, Polsek, dan KUA. Hasil penjualan dari Detol Masdatu digunakan untuk mendukung program Jum’at Makan Buah (Jumaah) di Puskesmas Sedayu I. Gerakan Detol Masdatu telah meluas ke 17 Taman Kanak-kanak dan 12 SD di wilayah kerja Puskesmas Sedayu I, didukung CSR Pertamina, BPM Ummi Latifah, dan Akbid Mulia Madani.

  1. Pemberdayaan Bunda Sanitasi

Bunda Sanitasi merupakan gagasan yang melibatkan TP PKK Kalurahan hingga jaringannya di tingkat dusun. Pengukuhan ketua TP PKK Kalurahan Argosari dan Kalurahan Argomulyo sebagai Bunda Sanitasi telah dilaksanakan dan para Bunda Sanitasi telah menjalankan tugasnya memberikan edukasi pengelolaan sampah kepada anggota PKK

  1. Edukasi Gadis Cantik dan Gadis Jelita

Gerakan Gadis Cantik (Gerakan Edukasi Sampah Cegah Ancaman Plastik) ditujukan untuk meminimalisasi penggunaan plastik dengan cara membawa tas belanja, tempat makan dan minum dari rumah serta pengurangan sedotan di kantin sekolah. Adapun Gadis Jelita (Gerakan Edukasi Jaga Dan Peduli Sampah Rumah Tangga) ditujukan untuk pemanfaatan sampah organik sebagai bahan kompos atau makanan hewan ternak. Gerakan ini disosialisasikan bersamaan dengan kegiatan pemicuan 5 Pilar STBM di dusun. Kampanye pengurangan sedotan dan sampah plastik di sekolah dilakukan bersamaan dengan penyuluhan implementasi higiene sanitasi pangan di SD wilayah kerja Puskesmas Sedayu I. Sampai saat ini, ada 8 (66,6%) SD yang telah meminimalisir sampah plastik di kantin sekolah.

  1. Bank Sampah Marsekal

Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Bank Sampah adalah salah satu kampanye yang intens dilakukan Marsekal yang telah menghasilkan pergerakan kolaborasi luar biasa di lingkup Kapanewon (kecamatan). Komitmen ini dapat terlihat dari berbagai aktifitas Panewu (Camat) dan jajaran untuk memantau perkembangan dan mendorong perkembangan dari berbagai jajaran sektoral. Pengembangan lanjut terkait Bank Sampah adalah pengembangan di lingkungan sekolah dan perkantoran. Hingga Juni 2023, terdapat 3 instansi dan 4 sekolah yang memiliki tabungan bank sampah. Lomba Bank Sampah dan Sedekah Sampah ditujukan untuk memberi semangat kepada penggiat sampah dan munculnya bank sampah baru.

Pengembangan Media Edukasi Marsekal

Di dalam memperluas arena sosialisasi program, penulis memanfaatkan media film, media sosial, radio dan buku bahan ajar serta menciptakan lirik lagu. Produknya adalah film pendek berjudul Kok Iso Yo? Sampah Dadi Emas, diunggah di Youtube Puskesmas Sedayu I,[1] buku saku dan leaflet serta penyuluhan bertema sampah melalui siaran radio Argosworo, dan bahan ajar cerita bergambar berjudul Sampah serta lirik lagu bertema Pilah Sampah.

Program Sekolah Sampah Marsekal

  1. Kurikulum Sekolah Sampah sebagai bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran disusun dengan bimbingan dari praktisi pendidikan PAUD. Sekolah Sampah dikonseptualisasikan dalam berbagai bentuk kegiatan, yaitu Gadis Cantik Gadis Jelita dan Detol Masdatu, dampak sampah, jenis-jenis sampah, lari estafet sampah, penggalangan komitmen dan praktik pengolahan sampah organik dan anorganik.  Sasaran program Sekolah Sampah adalah siswa TK, SD, Perguruan Tinggi, dan anggota PKK.
  2. Penggalangan Komitmen Kepala Sekolah dilakukan agar sekolah mendukung Marsekal dengan mengirimkan siswa dan guru sebagai peserta sekolah sampah kemudian mereka mampu melakukan pemilahan sampah dan tidak membakar sampah di sekolah serta menjadi nasabah bank sampah atau sedekah sampah.
  3. Laboratorium Sekolah Sampah yang berada di halaman samping Puskesmas Sedayu I. Di laboratorium ini dilakukan praktik pengolahan sampah organik dan an organik seperti ember tumpuk, lodong sisa dapur, eco enzim, sabun mijel, tikar plastik, dan pembalut dari sisa kain.
  4. Tenaga Pelatih dan TOT Fasilitator Sekolah Sampah berjumlah 22 orang, terdiri dari 20 orang perempuan(srikandi sampah) yaitu fasilitator (Dinas Lingkungan hidup) DLH Bantul, pegiat sampah, Pamong Kalurahan, ketua TP PKK Kalurahan, praktisi pendidikan PAUD, penyuluh agama KUA Sedayu dan 2 orang Bhabinkamtibmas.
  5. Monitoring dan Evaluasi Sekolah Sampah dilakukan dengan mengunjungi Sekolah/Perguruan Tinggi 2-4 minggu setelah mengikuti sekolah sampah. Adapun pemantauan pemilahan sampah oleh siswa di rumah dan pengelolaan sampah di sekolah diisi oleh guru kelas melalui googleforms dan kunjungan rumah apabila diperlukan.

Pengembangan Jejaring Marsekal

  1. Kalurahan : Dukungan Stakeholder Kalurahan diperoleh dengan pentahapan advokasi, yang ditindaklanjuti dengan dukungan pelibatan TP-PKK Kalurahan dan jejaringnya dalam kegiatan Marsekal.
  2. Kapanewon : Dukungan di tingkat Kecamatan (Kapanewon) menghasilkan kebijakan berwujud Surat Edaran Panewu (Camat) Sedayu nomor 660/069 Tahun 2023 tentang pengurangan dan penanganan sampah di lingkungan perkantoran, perusahaan, dan sekolah. Penempatan dilakukan bekerjasama dengan Kapanewon, KUA, Polsek, Koramil.
  3. Kabupaten : Dukungan lintas sektor kabupaten muncul dari DLH Bantul. Hal ini terwujud dalam surat dukungan DLH Bantul dan pendampingan kegiatan lapangan oleh Fasilitator DLH Bantul.
  4. Organisasi Sosial dan Faskes : Dukungan kerjasama yang telah diperolah diantaranya MOU dengan Pengurus NU Ranting Argosari berupa pengiriman peserta sekolah sampah, MOU dengan Bidan Praktik Mandiri,
  5. Swasta : Pengembangan jejaring dukungan sumberdaya yang telah menghasilkan kerjasama dalam mendukung Marsekal dari CSR Pertamina FT Rewulu. MOU dengan CSR Pertamina telah menghasilkan dukungan berupa keranjang Detol dan dukungan kegiatan lainnya.

Keseluruhan program telah diimplementasikan dan berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil evaluasi, program tersebut memberikan hasil berupa

  1. Berkembangnya gerakan mengumpulkan sampah botol plastik di 17 TK, 12 SD, seluruh perkantoran di lingkungan kapanewon dan kalurahan
  2. Terbentukannya kader Bunda Sanitasi TP-PKK di Kalurahan hingga Dusun
  3. Penerapan kampanye minimalisasi penggunaan plastik
  4. Perkembangan bank sampah baik di masyarakat (27 Bank), perkantoran (3 Bank) dan lembaga pendidikan (4 Bank)
  5. Integrasi program dengan melahirkan berbagai media edukasi cetak, audio film
  6. Terlaksananya Program Sekolah Sampah dilengkapi kerjasama, kurikulum, laboratorium, tenaga pelatih dan TOT, dan sistem monitoring evaluasi
  7. Berkembangnya jejaring pendukung dari mulai Kalurahan, Kapanewon, Kabupatenm Organisasi sosial, Fasililtas Kesehatan dan Swasta

Dengan berbagai keluaran yang dihasilkan dari penerapan selama 3 tahun program inovasi Marsekal, telah memberikan dampak lanjutan terhadap pencapaian program-program kesehatan yaitu : 

 

2019

2023

Bank Sampah Masyarakat

7 Bank

27 Bank (Mei)

Bank Sampah Institusi

-

7 Bank

Bank Sampah Lembaga Pendidikan

-

3 Bank

Tambahan Ekonomi

-

Rp. 22.000/bl/or

Capaian STBM

43,71

50,4

Angka Bebas jentik

89,58%

92,89%

Tantangan selanjutnya adalah menjaga sustainabilitas dan konsistensi dari semua pihak dalam mendukung program Marsekal, termasuk penulis dengan tetap melakukan pelayanan meskipun tidak dalam jam kerja. Dibutuhkan pula monitoring dan evaluasi secara berkala serta bersedia mendengarkan keluhan masyarakat berkaitan dengan sampah, agar program ini dapat berkelanjutan. Pada tahapan selanjutnya penulis bermaksud menggandeng kelompok difabel Kapanewon Sedayu (Pinilih) untuk ikut serta dalam program sekolah sampah.

 

Penulis : Daryati Prihatin Achmad,ST

Editorial : Bidang SDK (Agus)

 

 

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 3.258
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.228.779