Jaga Kualitas Kesehatan, Gencarkan Germas
Wakil Ketua Komisi D DPRD DIY, Umarudin Masdar mengatakan, sosialisasi program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) mesti digencarkan ditengah masyarakat. Tarap kesehatan sangat menentukan semua aspek kehidupan sebuah masyarakat. Oleh karena itu, dalam upaya mengantisipasi merosotnya tingkat kesehatan masyarakat. Diperlukan sebuah kesadaran dalam menjaga keberhasilan mempertahankan pola hidup sehat yang selama ini sudah dijalankan.
"Yang perlu saya ditekankan ialah Germas ini merupakan program khusus sehingga harus disosialisasikan. Karena yang pertama dari kebijakan pemerintah pusat memastikan bahwa urusan kesehatan ini menjadi persoalan besar penting bagi bangsa ini. Karena persoalan kesehatan sangat mempengaruhi hampir semua sendi kehidupan masyarakat," ujar Umarudin Masdar dalam Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dengan tajuk 'Untuk Jogja Sehat Istimewa' digelar di Dusun Kuwaru Kalurahan Poncosari Kepanewon Srandakan Bantul, Senin (5/6). Kegiatan tersebut hasil kolaborasi Dinas Kesehatan DIY dan DPRD DIY. Dalam sosialisasi tersebut diikuti masyarakat di wilayah tersebut dengan fokus terkait materi kesehatan.
Dijelaskan, Germas sangat perlu ditekankan pada masyarakat. Karena jika kesehatan tersebut diabaikan akan berdampak sangat besar sekali terhadap menurunnya kualitas hidup masyarakat. "Bila kesadaran dalam menjaga kesehatan masyarakat turun, pasti kualitas hidup akan anjlok. Artinya betapa pentingnya kita dalam menjaga pola hidup sehat ini," ujarnya. Sehingga bersama sama termasuk dari pemerintah Indonesia bagaimana mengantisipasi agar kita tidak terkena masalah kesehatan.
Artinya program ini banyak digerakkan disejumlah tempat supaya kesehatan semua masyarakat bisa terjaga dengan baik. Karena perjuangan pemerintan dalam menjaga kesehatan masyarakat membutuhkan biaya sangat tinggi.
"Sebagai ilustrasi, biaya yang dikeluarkan pemerintah sangat tinggi itu ketika covid, di mana kita mengetahui karena ada covid semua anggaran hanya untuk kesehatan," jelasnya.
Sehingga ketika persoalan kesehatan tidak ditangani dengan baik pada akhirnya menjadi persoalan. "Kita dari DPRD DIY dan Dinas Kesehatan DIY, tanpa lelah setiap waktu mengingatkan masyarakat untuk terus menjaga pola hidup sehat dipertahankan. Karena jika tidak diingatkan, kesadaran itu akan hilang. Meski kesadaran menjaga pola hidup sehat di Bantul sudah cukup menggembirakan tetapi yang namanya pola hidup sehat itu seperti keimanan seseorang, harus selalu diingatkan, harus selalu dijaga agar pola itu harus dipertahankan," jelasnya.
Seperti ketika pandemi Covid -19 kemarin, masyarakat punya kesadaran sangat tinggi untuk melakukan cuci tangan. Namun pada saat pandemi sudah mulai reda kebiasaan cuci tangan berlahan mulai ditinggalkan. Penyuluh Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DIY, Chondro Mustiko Aji SKM, mengatakan bila beban pembiayaan kesehatan itu sekarang ini semakin tinggi. Karena terdapat peralihan penyakit yang diderita masyarakat dari penyakit tidak menular kepada penyakit menular. "Penyakit tidak menular misalkan dulu banyak penyakit diare, penyakit ISPA penyakit DBD. Namun sekarang ada yang kena gula dengan biaya dari pemerintah itu jauh lebih meningkat daripada waktu dulu sekedar diare atau ISPA, itu hanya contohnya saja," ujarnya.
Chondro mengatakan, sejauh ini kontribusi terbesar yang mempengaruhi kesehatan masyarakat karena pola hidup. "Sebagai contoh sekarang banyak orang hanya naik motor. Beda dengan dulu orang jalan kaki, sekarang anak-anak lebih suka main gadget dan hal itu berdampak pada penurunan kualitas kesehatan pada seseorang," ujarnya. Selain itu, kesukaan masyarakat sekarang cenderung konsumsi makanan instan dan istilahnya banyak bahan-bahan kimiawi lebih tinggi.
Liputan dan berita ini tayang pada media massa Kedaulatan Rakyat Edisi Selasa, 6 Juni 2023.