Detail Artikel


  • 12 Juni 2023
  • 1.061
  • Artikel

Implemtentasi Telemonitor dan IoT pada Infant Warmer dalam Monitoring Saturasi Oksigen dan Suhu Bayi

Hipotermia neonatal adalah suhu tubuh neonatal rendah <36,5°C. Hipotermia memiliki dampak terhadap peningkatan angka kematian dan morbiditas bayi baru lahir. Hipotermia diperkirakan menyumbang 40% dari 2,4 juta bayi baru lahir yang meninggal setiap tahun. Prevalensi hipotermia di dunia diperkirakan mencapai 11% hingga 92% di masyarakat, dan 8% hingga 85% di rumah sakit.    Bayi baru lahir memiliki risiko tinggi terhadap berbagai masalah kesehatan karena tubuh bayi baru lahir masih rentan sehingga membutuhkan alat kesehatan untuk mendukung kehidupan pertamanya. Alat medis tersebut adalah penghangat bayi yang dapat memberikan lingkungan hidup bagi bayi baru lahir seperti di dalam rahim.

Penghangat bayi telah mengalami perkembangan teknologi. Berbagai penelitian telah menciptakan inovasi-inovasi untuk penghangat bayi. Saat ini beragam model dan metode teknologi alat penghangat yang telah dikembangkan di dunia. Namun belum satupun yang menggunakan sistem IoT (Internet Of Things). Berbagai pengembangan yang dilakukan masih berfokus kepada hardware namun belum banyak yang terintegrasikan dengan teknologi informasi termasuk dalam penggunaan telemedisin.

RSUD Prambanan yang berlokasi di Kecamatan Prambanan ini telah memiliki unit layanan untuk persalinan dan menjadi rujukan kasus persalinan di wilayah Sleman dan sekitarnya. Sebagaimana rumah sakit pada umumnya, tantangan utama dari pelayanan khususnya neonatal adalah ketersediaan SDM (Sumber Daya Manusia) dan kualitas pelayanan. Salah satu SDM Kesehatan yang menjadi pilar dari layanan neonatal adalah bidan. Bidan memiliki tugas diantaranya untuk memonitor pasien bayi baru lain dan melakukan perawatan dalam infant warmer. Bidan juga harus bertugas untuk membantu tindakan partus di ruang operasi. Karena keterbatasan perawat , maka bayi baru lahir ditangani oleh bidan.

Seiring dengan peningkatan jumlah pasien di rumah sakit khususnya layanan persalinan dan perawatan bayi baru lahir di RSUD Prambanan, maka tugas bidan juga mengalami peningkatan. Sementara itu jumlah SDM tidak serta merta dapat ditambahkan. Kondisi ini membawa dampak kepada load/beban kerja yang meningkat dan dampak lanjutan adalah kekurangan SDM.

Dalam beberapa kasus sebagai contoh, seorang bidan saat melakukan monitoring pasien bayi baru lahir juga harus memberikan perawatan infant warmer/inkubator. Pada saat yang sama jika ada tindakan partus, maka petugas yang harus bergabung sebagai tim tindakan partus di ruangan operasi. Petugas yang berjaga saat itu harus membagi tugas untuk berjaga pasien di ruang perinatal dan petugas lain bertugas membantu tindakan partus di ruangan operasi. Dalam kondisi tersebut, tidak menutup kemungkinan petugas yang berjaga di ruang perinatal harus ikut membantu tindakan partus di ruangan operasi sehingga pasien di ruangan perinatal seringkali ditinggal dan kurang pengawasan. Mengingat jarak ruang perintal yang cukup jauh dengan ruangan operasi. Sehingga petugas harus bekerja ekstra untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain agar tugas dalam memonitor pasien bayi dapat dilakukan dengan baik dan pelayanan  tindakan partus di ruang  operasi juga berjalan dengan baik.  Kondisi sebagai digambarkan akan membawa berbagai risiko berkurangnya kualitas pemberian pelayanan dan menyebabkan beban kelelahan petugas sementara banyak diantara tugas tersebut membutuhkan konsentrasi.

Gambaran kajian tersebut menginspirasi penulis untuk mencari solusi mengatasi permasalahan. Inspirasi tersebut akhirnya menjadi gagasan yang muncul berupa penggunaan alat khusus yang dapat memberikan sinyal informasi kondisi di tempat lain secara realtime sehingga dapat dimonitor dan dapat segera kembali jika terjadi keadaan yang membutuhkan kehadiran petugas. Tujuan teknisnya adalah untuk memudahkan petugas memonitor keadaan bayi baik suhu maupun SpO2. Tantangan lain yang juga dihadapi adalah berkaitan dengan konsultasi kepada dokter dalam keadaan emergency. Cara konvensional yang dilakukan saat itu adalah dengan meminta dokter untuk hadir melakukan pemeriksaan. Cara konvensional ini tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama mengingat lokasi antar ruang dan juga kemungkinan bahwa dokter sedang dalam tugas tindakan operasi tugas lain yang tidak dapat serta merta hadir di ruang perinatal. Teknologi informasi sekali lagi menjadi inspirasi penulis untuk dapat menjadi solusi.

Gagasan tersebut pada akhirnya diwujudkan oleh penulis dengan menciptakan inovasi yang ditujukan agar dapat meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan terhadap pasien dalam perawatan di infant warmer/inkubator dengan menerapkan metode monitoring realtime jarak jauh dan pengembangan interaksi jarak jauh dengan dokter guna pengambilan tindakan cepat dan tepat.

 

Penulis : Angger Maharesi,A.Md. (RSUD Prambanan)

 

DAFTAR PUSTAKA

[1]       J. Patodia et al., “Reducing admission hypothermia in newborns at a tertiary care NICU of northern India: A quality improvement study,” J. Neonatal. Perinatal. Med., vol. 14, no. 2, pp. 277–286, 2021, doi: 10.3233/NPM-190385.

[2]       J. M. Perlman et al., Part 7: Neonatal resuscitation: 2015 international consensus on cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovascular care science with treatment recommendations, vol. 132. Circulation, 2015.

[3]       K. Lunze, D. E. Bloom, D. T. Jamison, and D. H. Hamer, “The global burden of neonatal hypothermia: Systematic review of a major challenge for newborn survival,” BMC Med., vol. 11, no. 1, 2013, doi: 10.1186/1741-7015-11-24.

[4]       UNICEF, “Levels & Trends in Child Mortality: Estimates Developed by the UN Inter-Agency Group for Child Mortality Estimation,” 2020. https://www.unicef.org/reports/levels-and-trends-child-mortality-report-2020 (accessed Feb. 07, 2023).

[5]       A. R. Laptook et al., “Admission Temperature and Associated Mortality and Morbidity among Moderately and Extremely Preterm Infants,” J. Pediatr., vol. 192, pp. 53-59.e2, 2018, doi: 10.1016/j.jpeds.2017.09.021.

[6]       Hutagaol, Darwin, and Yantri, “Effect of Early Initiation of Breastfeeding (IMD) on Temperature and Heat Loss in Newborns,” J. Kesehat. Andalas, vol. 3, no. 3, pp. 332–338, 2014, doi: 10.25077/jka.v3i3.113.

[7]       A. D. Pratiwi, E. Yulianto, and A. Kholiq, “Infant Incubator Berbasis Proportional Integral dan Derivative (PID) Dilengkapi Dengan Mode Kanguru,” J. Teknokes, vol. 12, no. 1, pp. 33–38, 2019, doi: 10.35882/teknokes.v12i1.6.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 24.357
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.279.216