Detail Artikel


  • 29 Mei 2019
  • 4.004
  • Artikel

Hari Lanjut Usia Nasional 29 Mei 2019: Lansia Sehat dan Berdaya, Keluarga Bahagia

Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) di Indonesia diperingati setiap tanggal 29 Mei. Pemerintah RI sejak 29 Mei 1996 dengan resmi telah menetapkan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) yang akan diperingati tiap tahunnya. Hal ini merupakan salah satu wujud kepedulian dan penghargaan terhadap para lanjut usia dan upaya pemerintah dalam menyasar semakin besarnya jumlah lanjut usia di Indonesia.  

Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) Tahun 2019 mengambil tema Lanjut Usia Mandiri, Sejahtera dan Bermartabat, dengan subtema bidang kesehatan adalah Lansia Sehat dan Berdaya, Keluarga Bahagia.

Berdasar piramida penduduk 2010 – 2035, persentase penduduk lansia di Indonesia akan mengalami peningkatan dari 7,56% menjadi 15,77%. Namun di sisi lain, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2018, rasio ketergantungan lansia mengalami peningkatan dari 11% pada tahun 2010 menjadi 14,49% pada 2018. Dengan data yang ada tersebut, terlihat ada tren peningkatan ketergantungan lansia, dan hal tersebut akan menjadi permasalahan pada masa yang akan datang.

Data Balitbangkes Tahun 2018 menunjukkan, adanya 4 besar masalah kesehatan yang dialami lansia, yaitu Hipertensi, Diabetes Mellitus (DM), Stroke dan Gangguan mental emosional. Data ini selaras dengan data Riskesdas 2018 yang menunjukkan masalah Penyakit Tidak Menular (PTM) pada usia produktif di DIY menduduki peringkat tiga besar secara nasional, yaitu asma, kanker, DM, stroke dan jantung. Dampak yang ditimbulkan dari peningkatan kasus penyakit tidak menular adalah meningkatnya kejadian demensia. Demensia sendiri adalah sebuah kumpulan gejala yang berkaitan dengan penurunan kemampuan fungsi otak, seperti berkurangnya daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir, memahami sesuatu, melakukan pertimbangan, dan memahami bahasa serta menurunnya kecerdasan mental.

Kondisi tersebut tentunya akan menurunkan angka kemandirian dan meningkatkan angka ketergantungan lansia, dan selanjutnya menjadi beban keluarga termasuk beban pembiayaan. Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa secara nasional, angka lansia mandiri sebesar 74,3%, dan ketergantungan ringan sebesar 22%.  Sedangkan DIY, lansia mandiri sebesar 75,7% dan ketergantungan ringan sebesar 20,9%. Selain itu, sebagian kecil mengalami ketergantungan sedang, berat hingga total.

Karena itu, upaya promotif preventif harus digalakkan, sehingga sejak awal, setiap individu dapat memperoleh kesehatan yang optimal, menua dengan sukses yaitu tetap mempertahankan fungsi fisik dan kognitif, minimalnya risiko dan kecacatan, serta dapat tetap berpartisipasi dalam kehidupan sosial, dan sehingga pada akhirnya dapat menjadi lansia yang SMART, yaitu lansia Sehat, Mandiri, Aktif dan Produktif. Anda siap jadi lansia yang SMART? @pf26.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 16.603
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 21.109.421