Detail Artikel


  • 01 Mei 2023
  • 506
  • Artikel

Dinamika Perkembangan Covid-19 Terakhir

Setelah beberapa bulan melandai kasus Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan signifikan dalam sepekan terakhir. Kejadian ini juga  terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Tercatat pada 2 Maret 2023 jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY mencapai 7 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 0  jiwa. Kasus tersebut meningkat menjadi 13 kasus terkonfirmasi dalam sehari pada tanggal 3 April 2023 tanpa kasus meninggal dunia. Gejala peningkatan semakin terlihat dalam 2 minggu sebelum Hari Raya Idhul Fitri dimana pada tanggal 7 April tercatat sebanyak 23 kasus meningkat menjadi 32 kasus pada tanggal 14 April dan pada tanggal 28 April meningkat tajam menjadi 71 kasus terkonirmasi dengan 3 jiwa meninggal dunia. Kondisi peningkatan ini terjadi merata di Indonesia dimana pada tanggal 11 April meningkatkan menjadi 6827 kasus terkonfirmasi dalam sehari dan pada tanggal 29 April telah menembus angka 13.099 kasus terkonfirmasi.  

Melihat dari perkembangan tersebut, perlu kita kembali mengingatkan bahwa Pandemi Covid-19 sampai saat ini masih ada termasuk di Indonesia. Walaupun Indonesia telah mencabut ketentuan PPKM namun tetap perlu diwaspadai bahwasanya Covid-19 ini masih ada dan masih bisa menyebar. Berbagai kemungkinan bsia terjadi termasuk adanya sub-sub varian baru. WHO masih terus menyuarakan dengan meminta kepada semua negara untuk waspada. Meskipun saat ini angka-angka parameter Covid-19 Indonesia berada di bawah standar dari WHO namun kita sadari bersama bahwa Indonesia dan dunia belum bebas sepenuhnya.

Kejadian kenaikan dalam beberapa hari terakhir ini bisa saja terjadi karena adanya varian baru seperti yang saat ini banyak diberikan yaitu munculnya varian Arcturus tersebut. Kementerian Kesehataan masih terus melakukan pengamatan dengan melakukan pemeriksaan WGS (Whole Gnome Sequence). Juru bicara Kemenkes menyampaikan bahwa sub varian baru arcturus telah ditemukan di Indonesia tercatat sejumlah 7 kasus telah terdeteksi, 5 kasus dengan gejala ringan dan 2 kasus telah dinyatakan sembuh (26 April 2023).

Varian-varian yang saat ini sudah ada di Indonesia (XBB, XB1.5) masih tetap  memiliki potensi / bisa menjadi penyebab kenaikan kasus. Berdasarkan data epidemiologi, saat ini Indonesia masih didominasi oleh varian XBB maupun di XB.1.5.  Menjadi catatan bahwa walaupun terjadi kenaikan kasus tetapi kasus-kasus yang dirawat di rumah sakit di Indonesia tidak menunjukkan adanya kenaikan yaitu masih di bawah angka 5%. Demikian pula untuk kasus meninggal. Melihat parameter tersebut agar tidak menjadikan kekhawatiran yang berlebihan meskipun masih tetap menuntut kewaspadaan.

Virus Covid-19 yang masih ada di Indonesia baik dengan varian baru maupun varian lama yang saat ini mendominasi di Indonesia, masih memiliki kecenderungan dapat menulari kepada orang lain. Dengan demikian bisa saja karena ketidakdisiplinan atau tidak menjaga protokol kesehatan sehingga virus ini masih bisa menyebar. Bahwa adanya sub varian baru yang saat ini menyebar di beberapa negara seperti India Singapura Prancis maupun Inggris juga bisa menjadi catatan kemungkinan. Pengawasan terus dilakukan dengan pemeriksaan khususnya berkaitan dengan pool genom sequencing untuk melihat apakah ada sub varian yang baru atau varian baru.  

Menjadi sebuah keharusan bahwa di era pandemi menuju endemi ini, semua negara tetap bersiaga dengan infrastruktur. Dalam hal ini pemerintah terus menyiagakan fasilitas kesehatan mulai dari Puskesmas, Rumah Sakit dan juga tempat isolasi. Seluruh rumah sakit masih dalam keadaan siaga dengan DIY menyiapkan sekitar 20% dari semua tempat tidur di rumah sakit untuk cadangan penanganan pasien Covid-19.

Hal terpenting adalah untuk kembali saling mengingatkan untuk menjaga kesehatannya secara Prima dengan mengingat semakin longgarnya penerapan protokol kesehatan saat ini. Menupayakan diri dan keluarga untuk tetap berupaya menerapkan protokol kesehatan dan tentu saja vaksinasi. Pemerintah telah membuka / menyelenggarakan vaksinasi Booster 1 dan Booster 2 dengan maksud agar masyarakat yang sudah mendapatkan booster akan lebih kuat sehingga jikapun terkena tidak akan sampai bergejala berat.  

Saat ini pencapaian vaksinasi primer 1 dan primer 2 di Indonesia telah sesuai dengan batasan yang ditetapkan oleh WHO yaitu diatas 70%, bahkan untuk Diy telah mencapai 100%. Namun demikian untuk booster secara nasional Booster 1 masih sekitar 42% dan Booster 2 masih 2%. Pencapaian Booster 1 di Daerah Istimewa Yogyakarta  tercatat baru mencapai 48% dan untuk booster 2 baru mencapai 2%. Dengan vaksinasi tidak hanya melindungi diri namun yang terpenting melindungi keluarga kita yang rentan seperti lanjut usia yang saudara / angota keluarga yang memiliki  komorbid.

Artikel disarikan dari beberapa wawancara media dengan Juru Bicara Kemenkes RI

Penulis : Bidang SDK (Agus)

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 13.036
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 20.885.213