Detail Artikel


  • 24 Februari 2023
  • 3.176
  • Artikel

Apakah Leptospirosis itu????

Leptospirosis merupakan penyakit zoonosa yang disebabkan oleh infeksi bakteri berbentuk spiral dari genus Leptospira yang pathogen, yang ditularkan secara langsung dan tidak langsung dari hewan ke manusia. Leptospirosis umumnya ditularkan melalui kencing tikus yang mengandung bakteri Leptospira yang masuk melalui kulit yang lecet atau selaput lendir (seperti lubang hidung dan kelopak mata) pada saat kontak dengan suatu benda, genangan air sungai hingga selokan dan lumpur.

Leptospirosis diduga memiliki penyebaran penyakit yang paling luas di dunia, bahkan di beberapa negara dikenal dengan istilah “Demam Urin Tikus”. Beberapa kelompok masyarakat yang memiliki risiko tinggi untuk terkena penyakit Leptospirosis yaitu disebabkan oleh pekerjaannya, lingkungan tempat tinggal, hingga gaya hidupnya. Risiko tinggi penularan dapat terjadi pada kelompok masyarakat dengan pekerjaan utama seperti petani atau pekerja perkebunan, petugas pet shop, peternak, petugas pembersih, saluran air, pekerja pemotongan hewan, pengolah daging, dan militer.

Sebuah studi kasus Leptospirosis yang ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan bahwa beberapa aktivitas yang memungkinkan untuk kontak dengan urin tikus yaitu membersihkan rumah atau perkakas yang ditemukan kotoran tikus, jejak kaki tikus, hingga bekas gigitan tikus, yang mana saat membersihkan rumah atau perkakas tersebut, mereka tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan, sehingga mereka langsung kontak dengan benda yang menandakan adanya keberadaan tikus. Selain itu juga ditemukan penderita leptospirosis yang bekerja sebagai petani dan peternak.

Perlu diketahui bahwa, gejala penyakit Leptospirosi sangat bervariasi. Mulai dari tanpa gejala sampai berdampak fatal hingga menyebabkan kematian. Gejala Leptospirosis yang tidak boleh diabaikan adalah demam mendadak, lemah, mata merah, sakit kepala, nyeri otot betis hingga kekuningan pada kulit. Gejala tersebut sekilas mirip dengan gejala penyakit yang lain. Untuk itu, diharapkan pasien untuk menyampaikan kepada dokter yang memeriksa terkait kegiatan apa saja yang dilakukan sebelum muncul gejala untuk mengetahui apakah kegiatan tersebut berisiko untuk kontak dengan urin tikus atau tidak.

Selain harus mengetahui gejala dan aktivitas yang berisiko terhadap penularan Leptopsirosis, tetapi kita juga perlu mengetahui pula tindakan pencegahan agar tidak tertular penyakit ini, yaitu:

  1. Menggunakan sarung tangan dan sepatu boots saat membersihkan rumah/selokan.
  2. Mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir setelah selesai beraktivitas.
  3. Segera obati apabila ditemukan luka terbuka seperti dengan plester hingga luka benar-benar sembuh.
  4. Selalu menggunakan alas kaki meski hanya menginjak tanah di halaman rumah, terlebih saat musim hujan tiba.
  5. Menyimpan dan menutup rapat makanan dan bahan makanan agar terhindar dari pencemaran urin tikus.
  6. Menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan lingkungan rumah bebas dari tikus.
  7. Memasang perangkap tikus untuk mengendalikan populasinya.

Kontak Kami

JL. Gondosuli No.6 Yogyakarta Kota Yogyakarta DIY 55231 Indonesia
dinkes@jogjaprov.go.id
+62274563153
(0274)512368

Kunjungan

  • Hari Ini

  • 14.772
  • Bulan Ini

  • 1.728.429
  • Total Kunjungan

  • 20.064.998